Asas Tamansiswa 1922


BEGINSELVERKLARING

Het Zelfbeschikkikgrecht van het Individu, dat rekening houdt den Saamhoorigheids-eisch eener Harmonische Semenleving, zij ons Grodgeninsel. Orde en Vrede is ons hoogste doel. Geen orde waar geen vrede heerscht. Maar ook geen vrede, zoolang het individu belemmerd wordt in zijne normale levensuiting. Natuurlijke groei, een noodzakelijke eisch voor evolutie, veronderstelt netuurlijke Zelfontplooiing Zoo verwerpen wij het begrip "opvoeden" in de beteekenis van: opzettelijke vorming van het karakter des kinds door de drieterm "regering-tucht-orde". Wij huldigen de paedagogiek der Toewijdende Zorg, welke voorwaarde is voor de zelfontplooiing van de zedelijke en lichamelijke vermogens des kinds. Die zorg noemen wij het "Among systeem".
 

In dit systeem kan het onderwijs geen ander zijn, dan dat, hetwelk erop gericht is, den leerling op te voeden tot zelfstandigvoelend, denkend en - handelend wezen. Naast het aanbrengen van noodgie en nuttige kennis dient de Doeroe den Siswa te bekwamen in her zelf - zoeken van die kennis en deze nuttig te gebruiken. Dit stelt het Among-onderwijs op den voorgrond. Noodige en nuttige kennis is die, welke beantwoordt aan de ideele en materieele behoeften van den mensch als lid zijner omgeving.

Ten aanzien van de toekomst verkeeren wij als Volk in een toestand van verwaaring. Misleid door ingebeelde behoeften welke als uitstoelingen van vreemde beschavingen moeilijk met eigen middelen zijn te bevredigen, werkten wij vaak daadwerkelijk mede aan de verstoring van den vrede. Steeds was on bevredigdheid ons deel Meede als gevolg van die misleiding zochten wij naar eenzijdige ontwikkeling van het intellect, welke ons tot economischwaartoe wij behooren. In deze verwarring zij onze cultuurhistorie het uitgangspunt, van waaruit wij onze schreden voorwaarts hebben te richten. Op deze basis van eigen beschaving kan slechts de opbouw in vrede worden voltrokken. In dezen nationale vorm zonder imitatie, verschijne ons Volk op het tooneel van internationaal verkeer.

Geen onderwijs, hoe hoog ook, werpt nutting effect af, wanneer slechts enkele lagen van de samenleving worden bereikt. Grootere gabieden moeten worden bestreken. De kracht van een Staat is de Som der krachten van de individuen. Verbreiding van het Volksonderwijs light in ons streven. Verhooging van het peil mag niet ten koste gaan van die verbreiding.

Doorvoering van elk beginsel eischt Zelfstandigheid. Wij rekenen daarom niet op andermans hulp en steun, als deze tevens onze onafhankelijkheid beknot. Wij aanvaarden gaarne steun van anderen, maar mijden steeds wat ons aan banden leggen kan. Zoo en kweeken in ons bewuste arbeidskracht.

Waar wij op eigen kunnen sijn aangewezen, zij Soberheid steeds onze leus. Geen zaak ter wereld zelfstanding werkende, is van langen duur, indien zij zich niet zelf bedruipen kan. Bij alles wat wij ondernemen, geldt daarom steeds het "Zelf-bedruipings-systeem" als onze werkmethode.

Vrij van banden, rein van gemoed, naderen wij het Kind. Wij vragen geen rechten, maar geven ons en dienen het Kind.

Terjemahan Asas 1922:

Hak seseorang untuk mengatur diri sendiri dengan mengindahkan kehidupan dalam masyarakat yang harmonis, itulah asas utama kita. "Tertib dan damai" itulah tujuan kita yang tertinggi. Tidak akan ada ketertiban jika tidak ada kedamaian. Sebaliknya tidak akan ada kedamaian, selama orang dirintangi dalam mengembangkan hidupnya yang wajar. Tumbuh menurut kodrat, -suatu syarat mutlak bagi pertumbuhan yang wajar- mengutamakan perkembangan diri menurut kodratnya. Oleh karenanya kita menolak faham pendidikan dalam arti dengan sengaja membentuk watak anak melalui sarana "perintah - paksaan - ketertiban". Kita menganut cara pendidikan berdasarkan pengabdian, yang merupakan syarat bagi perkembangan wajar kemampuan anak lahir dan batin. "Cara" yang demikian inilah kita sebut "Sistem Among."

Dalam sistem ini maka pengajaran tidak lain daripada cara mendidik anak untuk menjadi manusia yang merdeka dalam perbuatan. Disamping mengajarkan pengetahuan yang perlu bermanfaat, maka si guru berkewajiban untuk membina kemampuan anak agar (dapat) mencari sendiri dan memanfaatkan pengetahuan itu. Inilah yang diutamakan "Pengajaran Among." Pengetahuan yang npenting dan bermanfaat ialah yang dapat memenuhi tuntunan keperluan hidup lahir batin manusia, sebagai warga masyarakat.

Kita sebagai bangsa, hidup dalam keadaan kebingungan didalam menghadapi masa depan. Tertipu oleh kebutuhan buatan yang dikarenakan hasil pengaruh kebudayaan asing, (yang dlm mencapainya) sukar dipenuhi dengan alat-alat kita sendiri, maka sebenarnya kita sering kali turut mengganggu kedamaian hidup kita sendiri. Akibatnya, kita senantiasa merasa tidak puas. Akibat lain ialah, bahwa kita mengembangkan secara berat sebelah daya pikir kita, yang menjadikan kita manusia yang tidak merdeka dalam bidang ekonomi serta mengasingkan kita dari bangsa sendiri. Karena itu maka dalam keadaan yang membingungkan ini, hendaknya sejarah kebudayaan kitalah yang dijadikan titik tolak kemajuan kita. Hanya atas dasar peradaban sendirilah maka kita dapat membangun secara damai. Dalam bentuk yang mencerminkan kepribadian nasional kita, hendaknya bangsa kita tampil ke depan dalam pentas-arena internasional.

Pengajaran yang bagaimanapun tingginya tak akan bermanfaat, jika hanya dicapai oleh satu-dua lapisan masyarakat saja. Pengajaran itu harus menyebar ke masyarakat yang lebih luas. Kekuatan suatu negara ialah kekuatan jumlah warganya. Maka cita-cita kita ialah perluasan pengajaran rakyat. Peningkatan mutu pengajaran janganlah sampai mengorbankan perluasan penyebarannya.

Melangsungkan tiap-tiap Asas memerlukan kebebasan. karena itu maka kita tidak menyandarkan diri pada bantuan dan sokongan orang lain, yang dapat mengurangi kebebasan kita. Kita bersedia menerima bantuan dari pihak lain, namun kita tetap menolak sesuatu bantuan yang dapat menjerat kita. Demikianlah kita membebaskan diri dari segala hubungan yang mengikat, dan memupuk diri kita berkepercayaan kepada kemampuan diri sendiri.

Karena kita bersandar pada kemampuan diri sendiri, maka cara hidup kita haruslah sederhana. Tidak ada suatu usaha yang akan bertahan lama, jika ia tidak dapat menghidupi diri sendiri. Oleh karenanya, maka dalam segala usaha kita harus dapat membiayai diri sendiri (Zelfbedruiping=berdikari).

Bebas dari segala ikatan lahir maupun batin, dengan hati suci kita mendekati Sang Anak. Kita tidak meminta hak, melainkan menyerahkan dan mengabdikan diri kepada Sang Anak.


---------------------------------------------------------------------------------
Sumber:
-  Piagam dan Peraturan Besar Persatuan Tamansiswa
-  oleh: Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa, 1977.

0 komentar:

Posting Komentar